Bersedekah Kepada Pencuri???

Tertera dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah saw bersabda: Ada seorang yang  berkata bahwa saya  pasti akan memberikan sedekah. Sesuai dengan itu  diapun keluar membawa harta sedekahnya  dari rumah dan memberikannya kepada  seorang pencuri. (Pada malam hari dia tidak mengetahui dan meletakkannya di tangan seorang pencuri).
Pagi harinya orang-orang berbincang-bincang mengenai hal itu bahwa seorang pencuri yang diberikan sedekah. Maka orang itu berkata: “Hai Allah! Engkaulah yang berhak memiliki  segenap  pujian, saya pasti akan memberikan sedekah.
Untuk itu dia keluar membawa harta sedekahnya dan pada malam itu juga dia melihat seorang perempuan tuna susila lalu kepadanya dia memberikan sedekahnya. Pada pagi harinya lagi orang-orang berbicara serupa itu bahwa pada malam hari sedekah diberikan kepada seorang  tuna susila. Atas hal itu orang itu berkata, Hai Allah! segenap pujian hanya berhak untuk Engkau, apakah saya telah memberikan sedekah kepada seorang tuna susila, kini untuk kedua kali saya pasti akan memberikan sedekah.
Maka dia keluar untuk membawa harta sedekah. Dan pada kali inipun  sedekahnya tidak mengena pada orang yang ingin dituju dan dia memberikan sedekah kepada seorang kaya raya, seorang yang mewah dan berkehidupan yang sejahtera.
Maka orang-orang pada malam hari berbicara diantara mereka mengenai hal itu bahwa pada malam ini seorang yang kaya raya diberikan sedekah. Atas kejadian itu orang itu berkata bahwa segenap pujian adalah berhak hanya untuk Engkau semata, sebelumnya saya telah memberikan sedekah kepada seorang pencuri, kemudian kepada seorang tuna susila dan kemudian kepada seorang yang kaya raya.
Dia sangat sedih akan hal itu dan dia menjadi sangat menyesal, maka seorang datang dan mengatakan kepadanya bahwa sejauh engkau memberikan sedekah kepada pencuri maka mungkin saja setelah memberikan sedekah dia akan berhenti menjadi pencuri. Dan sejauh bertalian  dengan engkau memberikan sedekah kepada seorang tuna susila itu maka mungkin dari hal itu  orang tersebut berhenti menjadi tuna susila. Dan sejauh yang bertalian dengan seorang yang kaya itu maka  akan bisa ada kemungkinan  bahwa dia akan mengambil pelajaran  dari perbuatan kamu itu dan dia mulai membelanjakan harta yang Allah telah  berikan padanya. (Bukhari kitabuzzakat)
Oleh karena itu, setelah mendengar sabda Rasulullah saw ini seyogianya kita harus memberikan sedekah, para sahabah senantiasa dalam upaya dan terkadang mereka memberikan sedekah mereka kepada orang-orang yang bukan dituju. Tidak terpikir oleh mereka  bahwa apa yang kita akan peroleh dari itu. Yang senantiasa terpikir di benak mereka adalah mereka ingin mencari keridhaan Allah.  Pada malam hari mereka keluar memberikan sedekah  supaya siapapun jangan ada yang tahu  dan jangan terasakan bahwa  memberikan sedekah dan membelanjakan harta dilakukan untuk  pamer, tetapi murni hanya semata-mata untuk keridhaan Allah mereka melakukan pekerjaan ini.
Maka melihat rasa sedih mereka ini, untuk menghibur, Allah berfirman kepada mereka  bahwa janganlah menganggap  bahwa jika sedekah kalian tidak sampai pada orang yang kalian maksud maka kalian tidak mendapat ganjarannya, melainkan itupun ada  ganjarannya. Sebab bisa jadi sedekah-sedekah kalian yang sampai kepada mereka dengan sebab itu pada orang-orang itu terjadi  perbaikan di dalam diri mereka.
Allah menekankan bahwa pekerjaan manapun yang dilakukan demi untuk-Nya pekerjaan itu Dia tidak biarkan tanpa ganjaran/pahala.
(Kutipan dari Khutbah Mirza Masroor Ahmad, Khalifah Ahmadiyah V tanggal 26-11-2004)

0 komentar:

Posting Komentar