sifat dari rendah hati

Sifat Rendah HatiAnggota dari kelompok orang-orang yang ingkar biasanya bersifat kasar, tidak peduli, dan buruk akhlaknya. Semua ini disebabkan keegoisan orang-orang yang ingkar. Mereka menyangka dapat hidup sendiri sehingga tidak memerlukan yang lainnya. Akan tetapi, kelompok orang beriman sangat berbeda dengan orang-orang tersebut karena salah satu karakter orang beriman ialah menahan nafsu serakah.

Mereka yang dapat menahan nafsu akan menjadi orang yang penuh perhatian terhadap sesama. Al-Qur`an memberitakan jenis pengorbanan antara orang-orang Mekah yang hijrah bersama Rasulullah -sholallahu 'alaihi wasallam-. (Muhajirin) dan orang-orang Madinah yang menolong mereka (Anshar),
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS Al-Hasyr : 9)

Seperti yang disebutkan dalam ayat tersebut, orang-orang beriman harus mendahulukan kepentingan saudaranya di atas kepentingan pribadi. Itulah sebenar-benarnya iman: kepatuhan dan persaudaraan.

Mendahulukan kepentingan saudaranya tidak terbatas dalam berhubungan dengan hal-hal fisik saja. Ukhuwah juga tidak terpisah dari pemikiran. Seseorang yang beriman harus menyadari kebutuhan dan masalah saudaranya lebih dari dirinya sendiri.

Sikap kasar dan berakhlak buruk menunjukkan kelemahan iman seseorang. Seseorang yang tidak menyadari betapa tindakannya akan memengaruhi orang lain dan berbuat menurut apa yang “dikehendaki” saja, bukanlah contoh orang beriman yang digambarkan Allah. Al-Qur`an menitikberatkan hal ini dengan beberapa contoh tindakan yang berakhlak mulia maupun yang buruk. Dan yang terpenting adalah dengan memuliakan dan menghormati Rasululah -sholallahu 'alaihi wasallam-.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Hujuraat : 1)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ إِلَّا أَنْ يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَى طَعَامٍ غَيْرَ نَاظِرِينَ إِنَاهُ وَلَكِنْ إِذَا دُعِيتُمْ فَادْخُلُوا فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانْتَشِرُوا وَلَا مُسْتَأْنِسِينَ لِحَدِيثٍ إِنَّ ذَلِكُمْ كَانَ يُؤْذِي النَّبِيَّ فَيَسْتَحْيِي مِنْكُمْ وَاللَّهُ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ وَمَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُؤْذُوا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا أَنْ تَنْكِحُوا أَزْوَاجَهُ مِنْ بَعْدِهِ أَبَدًا إِنَّ ذَلِكُمْ كَانَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمًا

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya, yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini istri-istrinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya, perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.” (QS Al-Ahzab : 53)

Orang yang dibesarkan dengan ajaran Al-Qur`an akan menjadi mulia, sopan, santun, dan berakhlak mulia. Inilah sifat alami orang beriman yang mendahului kepentingan saudaranya di atas kepentingan pribadi dan yang memberi makan orang-orang fakir, anak yatim, dan para tahanan karena cinta kepada Allah. Berakhlak mulia menjadi sifat penghuni surga. Tidak mengganggu saudaranya ketika mempunyai urusan penting, berdiam diri ketika temannya sedang shalat, membuat saudaranya merasa aman, menawarkan bantuan dan melayani mereka tanpa bertanya merupakan contoh perbuatan baik. Akan tetapi, semua itu merupakan contoh yang menuntut perubahan situasi dan kondisi.

semoga kita selalu mendapatkan perlindungan Allah dalam segala perbuatan yang dapat mencerminkan rendah hati yang dianjurkan Rasulullah -sholallahu 'alaihi wasallam-, amin

tujuan akhir dalam hidup yang abadi

Tujuan Akhir Dalam Hidup Yang Abadi
Pada awalnya semua manusia terlahir dalam keadaan suci, dan setiap manusia memiliki tujuan yang suci pula, namun keindahan dunia telah menodai kesucian itu. bahkan terkadang kitapun tidak sadar kalau kesucian tidak telah ternoda, oleh sebab itu, sebagai manusia mari kita sadari diri ini, apa yang harus kita lakukan agar hidup benar-benar berarti.

Sebab mau tidak mau kita harus kembali kepada-Nya, dan betapa dzolimnya kalau kita menghadap kepada-Nya dalam keadaan kotor yang penuh dengan noda, oleh sebab itu mari kita bersihkan diri kita sebelum waktu kita menghadap kepada-Nya.

karunia bertopeng petaka

Karunia Bertopeng PetakaHadits-hadits Qudsi :

"Apabila Aku menguji hamba-Ku yang beriman, kemudian ia tidak mengeluh pada penghujungnya, Aku lepaskan ia dari ikatan-Ku dan Aku gantikan baginya daging dan darah yang lebih baik dari semula, dan ia boleh memperbaharui amal, sebab yang telah lalu diampuni semua." (diriwayatkan dari Abu Hurairah)

"Sesungguhnya Allah tidak menyiksa kekasih-Nya, tetapi Dia terkadang mengujinya."

"Aku telah menurunkan bala' (ujian) kepada seorang hamba. Maka ketika ia berdoa dan tetap Aku tunda permintaannya, akhirnya ia mengeluh. Maka Aku berkata kepadanya: "Hamba-Ku, bagaimana Aku akan melepaskan darimu rahmat yang justru bala' itu mengandung rahmat-Ku. Karena dengan segala kelakuan baikmu (amal saleh), engkau takkan dapat sampai ke tingkat yang akan Aku berikan kepadamu. Maka dengan bala' itulah engkau dapat mencapai tingkat dan kedudukan di sisi-Ku."

(sumber: Kitab Al-Hikam, Syaikh Ibnu Athailaha as-Sakandary)

Adapun ayat yang terkait dengan masalah ini adalah :
مَا يُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ وَمَا أَنَا بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ

Artinya : "Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku." (QS Qaaf: 29)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan [kepada Allah] dengan sabar dan [mengerjakan] shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS Al-Baqarah: 153)

Semoga Allah -ta'ala- memilih kita sebagai hamba-hamba yang ikhlas dalam setiap keadaan yang telah ditetapkan-Nya. Amin Ya Rabb al-Alamin. Karena sesungguhnya Allah itu Maha Pengasih dan Penyayang; Yang Mengasihi dan Menyayangi setiap hamba dengan cara-Nya yang unik, misterius, dan tersendiri.
Allahu a'lam.

Sumber : http://muxlimo.blogspot.com/2010/12/karunia-bertopeng-petaka.html

meriah sholawat 7000 malaikat

Meraih Sholawat 7000 MalaikatAbu Hurairah radhiallahu anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

“Hak muslim atas muslim lainnya ada lima: Menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan orang yang bersin”. (HR. Al-Bukhari no. 1240 dan Muslim no. 2162)

Dari Tsauban -budak- Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Barangsiapa yang menjenguk orang yang sakit, maka orang itu senantiasa berada dalam khurfah surga.” Beliau ditanya, “Apa itu khurfah surga wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Kebun yang penuh dengan buah-buahan yang dapat dipetiknya.” (HR. Muslim no. 2568)

Ali -radhiallahu 'anhu- berkata: Aku telah mendengar Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

“Tidaklah seorang muslim menjenguk muslim yang lainnya pada pagi hari, kecuali 70000 malaikat akan bershalawat untuknya hingga sore hari. Jika dia menjenguknya di sore hari, maka 70000 malaikat akan bershalawat untuknya hingga pagi. Dan dia akan mendapatkan kebun yang penuh berisi buah-buahan di surga kelak.” (HR. At-Tirmizi no. 969 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 5767)

Makna shalawat dari malaikat adalah malaikat akan mendoakan agar Allah mengampuni dan merahmatinya.

Penjelasan ringkas:

Di antara akhlak mulia yang dituntunkan oleh Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- kepada umatnya adalah menjenguk saudaranya yang sakit, karena hal itu bisa meringankan penyakit yang diderita oleh saudaranya tersebut dan juga bisa menghibur hatinya. Bahkan menjenguk muslim yang sakit hukumnya adalah wajib karena Nabi -shallallahu alaihi wasallam- menjadikannya sebagai hak seorang muslim atas saudaranya muslim yang lain. Dan ini berlaku umum baik yang sakit adalah anak-anak maupun dewasa, lelaki maupun wanita, karib kerabat maupun bukan, hanya saja jika yang sakit itu adalah karib kerabat maka kewajibannya lebih ditekankan.

Adab-adab bagi para penjenguk:

1. Mengingatkan orang yang sakit untuk selalu bersabar atas takdir Allah atas dirinya.
2. Mewasiatkan kepada orang yang sakit untuk banyak-banyak bertaubat dan beristighfar kepada Allah.
3. Dibolehkan menjenguk orang kafir jika ada peluang dia mau masuk Islam. Ini berdasarkan hadits Anas bin Malik riwayat Al-Bukhari no. 5657 dimana Nabi -shallallahu alaihi wasallam- menjenguk seorang pemuda Yahudi -yang menjadi pelayan beliau- ketika dia sakit.
4. Menjenguk orang yang sakit boleh kapan saja selama tidak mengganggu orang yang sakit tersebut.
5. Tidak terlalu lama menjenguk karena bisa mengganggu istirahat orang yang sakit, kecuali jika orang yang sakit meminta dia untuk tinggal lebih lama.
6. Dianjurkan untuk duduk di samping kepala orang yang sakit.

Abdullah bin Abbas -radhiallahu anhuma- berkata, “Jika Nabi -shallallahu alaihi wasallam- saat menjenguk orang yang sakit, beliau duduk di samping kepalanya”. (HR. Al-Bukhari no. 536 dalam Al-Adab Al-Mufrad dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Adab no. 416)

7. Menanyakan keadaan orang yang sakit, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi -shallallahu alaihi wasallam- ketika menjenguk Abu Bakar Ash-Shiddiq yang tengah sakit. (HR. Al-Bukhari no. 5654 dan Muslim no. 1376)
8. Mendoakan kebaikan dan kesembuhan untuk orang yang sakit, karena para malaikat akan mengaminkannya.

Dari Ummu Salamah -radhiallahu 'anha- dia berkata: Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda:

“Apabila kalian menjenguk orang yang sedang sakit atau yang telah meninggal maka ucapkanlah ucapan-ucapan yang baik, karena sesungguhnya para malaikat akan mengaminkan apa yang kalian katakan.” (HR. Muslim no. 1527)

9. Di antara doa-doa yang disunnahkan untuk diucapkan adalah:
لاَ بَأْسَ طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

“Tidak mengapa, insya Allah penyakit ini penyuci (dari dosa-dosa).” (HR. Al-Bukhari no. 3616)

“Ya Allah, sembuhkanlah si fulan.” (HR. Al-Bukhari no. 5659 dan Muslim no. 1628)
Atau dia boleh meruqyah orang yang sakit tersebut dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur`an kepadanya.

10. Tidak membawakan bunga kepada orang yang sakit karena itu merupakan kebiasaan orang-orang non muslim. Sebaiknya dia membawakan makanan atau hal lain yang dia senangi.
11. Jika sakitnya terlihat sangat parah dan dikhawatirkan akan meninggal, maka disyariatkan bagi penjenguk untuk mentalqin kalimat ‘laa ilaha illallah’ kepada yang sakit.

[Diringkas dari risalah Adab 'Iyadah Al-Maridh karya Majid bin Su'ud Al-'Ausyan]

Link : http://amzansederhana.blogspot.com/2011/04/meraih-sholawat-7000-malaikat.html

Virginitas Dalam Pandangan Islam

Virginitas Dalam Pandangan IslamAda enam perkara yang di lindungi dalam hukum Islam yaitu dien, nafs, maal, 'irdlun, nasab dan 'aqlun, dari enam perkara tersebut, dua diantaranya berkaitan dengan interaksi laki-laki dan perempuan yaitu 'irdlun(kehormatan)dan nasab(keturunan), artinya Islam begitu perhatian terhadap hubungan laki-laki dan perempuan,baik sebelum maupun sesudah pernikahan.

Islam mengharamkan perzinaan dan segala hal yang bisa menjurus terjadinya zina, sebagaimana pula Islam mewajibkan agar laki-laki muslim dan wanita muslimah untuk menjaga kehormatan mereka hingga mereka memasuki pernikahan dalam keadaan bersih dari perbuatan rofas, dan begitu mereka telah memiliki pasangan hidup yang sah wajiblah mereka untuk hanya berhubungan dengan pasangannya tersebut.

Karena itu, menjaga virginitas (keperawanan) dan juga (kejejakaan) bagi remaja muslim baik laki-laki maupun perempuan adalah suatu keharusan, karena itu seorang gadis muslimah yang lebih baik adalah yang lebih bisa menjaga diri dari godaan syahwat terhadap lawan jenisnya, begitu juga halnya dengan seorang perjaka muslim.

Selama berabad-abad semenjak dibangun oleh Rosullullah -sholallahu 'alaihi wasallam-, masyarakat muslim telah menerapkan etika pergaulan laki-laki dan perempuan yang sesuai dengan nilai-nilai syar'i, yang menjamin mereka menjadi masyarakat yang bersih dan terjaga kehormatan dan nasab mereka, mereka tidak mengenal budaya pacaran, mereka tidak mengenal budaya malam mingguan, tidak tersedia bagi mereka taman-taman kota dan tempat-tempat rekreasi apalagi tempat-tempat hiburan malam yang menfasilitasi remaja putra-putri untuk berkenalan dan kemudian berkencan, bahkan kaum muslimin juga tidak pernah mendidik putra-putri mereka bercampur dalam satu ruang kelas yang sama, pernahkah pembaca mendapati masyarakat muslim yang seperti itu menghadapi masalah dengan remaja mereka? pernahkah didapati angka perceraian di masyarakat tersebut sangat tinggi hanya karena mereka tidak mengenal budaya pacaran?

Menjaga virginitas dalam makna yang sempit yaitu menjaga kegadisan dan kejejakaan atau dengan kata lain tidak melakukan hubungan seksual pra-nikah, adalah sesuatu yang jelas ditekan kan oleh Islam, namun selayaknya kita ketahui bahwa menjaga virginitas dalam pandangan Islam bukan semata-mata faktor fisik saja, persoalan virginitas tak sekedar persoalan selaput dara, namun lebih dari itu ia juga berkaitan dengan pergaulan dan budaya pergaulan terhadap lawan jenis, karena pe-ra-wan tidaklah sekedar pra-one (baca:sebelum yang satu itu). wallahu 'alam bis showab.

ketika nyalanya mulai redup

Dalam catatan amalan keseharian kita ada kalanya kita mengalami fluktuasi dalam melakukan aktifitas dan ibadah. Dalam satu waktu kita merasa sangat bersemangat dan di kesempatan lain tiba-tiba semangat menurun.ada yang perlahan-lahan, ada pula yang turun secara drastis, barangkali ada beberapa waktu kita merasa sangat bersemangat tetapi secara berangsur waktu semangat itupun mulai memudar luntur dengan waktu itu sendiri. Dahulu kita bersemangat melakukan shaum,berdakwah,halaqah dan lainya. Namun belakangan menjadi surut dan tak berbekas.

Jika disaat kita bersemangat menjaga konsistensi dijalur syar’i insyaallah kita akan selamat dan tak mudah putus arang. Namun jika tidak betapa banyaknya yang dahulunya rajin menjadi malas,beramal dalam kebaikan tiba-tiba menjadi terbalik seratus delapan derajat itulah sebuah penyakit hati dan hilangnya amalan dalam kebaikan yaitu penyakit Futur.

Seorang muslimah yang dahulunya memakai jilbab rapi,tiba-tiba melepas jilbabnya dan terjun bebas ala jahiliyah. Seorang aktivis dan giat berdakwah tak di sangka dapat berubah sedemikian itu dan bahkan lebih parah dari orang awam. Yang dahulunya rajin ibadah dan pada akhirnya surut dan meninggalkan amalan kebaikan.

Tentunya semua ini bukan tanpa sebab pasti ada faktor-faktor yang mempengaruhi dalam ghirah/semangat kita dalam menjalankan aktivitas dan amalan kebaikan. hal-hal yang harus kita waspadai adalah :

1. Salah niat

Jika kita merasa semangat kita menurun padahal dahulunya begitu semangat, yang harus kita evaluasi adalah dengan apa dahulu bisa semangat dan giat menjalankan ibadah tersebut? Sebab niat melambangkan tujuan, orang tanpa niat yang jelas tentu akan menghasilkan suatu tujuan yang kurang sempurna. Jika niatnya karena Allah -ta'ala- semata insyaAllah akan mendapatkan ridha dariNya, akan tetapi apabila niatnya dan tidak sesuai harapan tidak mustahil semangat akan memudar larut dalam keputusasaan.

Seseorang yang semangat beribadah agar mendapatkan jodoh, semangat belajar di saat akan menghadapi ujian sekolah, semangat itu akan mengendur dan luntur apa bila harapan dan tujuan pupus dan tidak tercapai apa bila tidak landasi niat untuk ibadah karena Allah -ta'ala-.

Amalan yang tidak di landasi karena Allah -ta'ala- akan mudah rapuh dan tumbang dan jatuh di terpa berbagai masalah. Sebab tidak semua amalan kebaikan akan mendapatkan pujian tapi sebaliknya bisa berupa cemooh dan cacian yang akan kita dapatkan. benahi hati kita agar senantiasa meniatkan setiap amalan ibadah karena Allah -ta'ala- dan hanya untuk mendapatkan ridha Allah -ta'ala- bukan karena mendapatkan pujian sesama manusia.

2. Berlebihan (ghuluw) dan terlalu bersemangat dalam beribadah

Semua hamba di perintahkan untuk rajin dan tekun dalam semua ibadah dan amalan kebaikan. Namun apabila hal ini dilakukan terlalu berlebihan tanpa ada rehat sedikitpun akan mudah terjangkit penyakit futur.

Dari Anas bin Malik -radhiallahu 'anhu- bahwa tiga orang datang kerumah Rasullullah -sholallahu 'alaihi wasallam- dan menayakan tentang ibadah beliau kepada 'Aisyah -radhiallahu 'anha-. setelah diberitahu mereka memperbincangkannya, dan ada yang berkata “Nabi saja seperti itu lalu bagaimana dengan kita?” Padahal beliau sudah pasti mendapatkan jaminan dan ampunan dunia akhirat yang akan datang!”

Yang lain lagi berkata, ”kalau begitu saya akan shalat malam terus menerus.”

Sementara yang lain lagi berkata, ”saya akan melakukan shaum terus menerus”

Yang lain lagi berkata, ”saya akan menjauh dan tidak akan menikah selamanya.”

Kemudian Rasullullah -sholallahu 'alaihi wasallam- mendatangi mereka dan berkata, ”Apakah kalian yang katakan begini dan begini? ketahuilah demi Allah sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut kepada Allah -ta'ala- tapi aku berpuasa juga berbuka, shalat dan tidur dan menikah dengan wanita pula, barang siapa yang membenci sunnahku maka bukan termasuk golongan dari umatku”.

Semestinya segalanya juga harus berjalan dengan imbang, beribadah juga harus menjaga kesehatan juga hak untuk rehat dan Allah menyukai orang-orang mukmin yang sehat lagi kuat. Thalabul ilmi (mencari ilmu) tapi juga tidak melalaikan orang tua dan berbakti kepadanya, berdakwah tapi juga memperhatikan hak dan kewajiban keluarga istri dan anak-anaknya. Kadang disibukkan dengan dakwahnya lupa akan hak dan kewajiban terhadap keluarga orang tua juga lalai akan ruiyah diri sendiri.

Membaca Al-Qur’an dan membaca dzikir pagi petang adalah salah satu pengingat kita untuk menumbuhkan semangat dan dekat kepada Allah -ta'ala- dan sunnah Rasullullah -sholallahu 'alaihi wasallam-.

3. Tidak disipin dalam menjalankan amalan keseharian

Misalnya tidur hingga tidak menjalankan shalat fardhu tepat waktu, meninggalkan tilawah al-Qur’an atau dzikir-dzikir seperti al-matsurat sehingga akan muncul suatu penyakit yaitu futur atau malas malasan, lemah iman dan merasa berat untuk melaksankan amalan kebaikan.

4. Tidak ada persiapan mental dan menghadapi cobaan yang menerpa

Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang kita hadapi, ada yang baik ada yang buruk. Ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan, datangnya pun kadang dari anak kita sendiri, istri kita sendiri dan mungkin orang lain.

Kalau kita tidak siap maka akan berakibat fatal, disaat kita diterpa masalah, bagai hujan dan petir yang tiba-tiba menyambar. masalahpun menerpa dan mengguncang dalam kehidupan kita. dan kita harus tetap istiqamah.

Bila dibiarkan akan terjadi sikap yang buruk dan frustasi, uzlah atau menyendiri dan sampai menyangkut ketauhidan seseorang seakan mengingkari akan takdir Allah -ta'ala- akan takdirNya. Seharusnya jadikan masalah itu sebagai ujian untuk lebih dekat kepada sang kholik. Allah berfirman :
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ

Artinya : "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar." (QS Ali Imran :142)

Jihad dapat berarti:

- berperang untuk menegakkan Islam dan melindungi orang-orang Islam;
- memerangi hawa nafsu;
- mendermakan harta benda untuk kebaikan Islam dan umat Islam;
- Memberantas yang batil dan menegakkan yang Hak.

5. Tidak sistematik dan acak-acakan

Pekerjaan dan aktifitas yang acak-acakan akan memicu permasalahan dan kemalasan, seseorang yang tidak bisa mendahulukan mana yang paling utama dan di prioritaskan dan mana yang bisa di tunda untuk dilaksanakan kemudian. Akibatnya pekerjaan amburadulm rasa malas pun menyelimuti dan setan pun mudah masuk dalam hati membisikkan untuk mengalihkan akidah kita dan ibadah kita. jadi kita akan sia-sia mengerjakan itu.

Tetaplah dijalur yang benar

Beberapa hal di atas merupakan hal yang memicu penyakit futur yang harus diwaspadai sebagai tindakan preventif agar kita bisa terhindar darinya. Namun ada solusi menarik dalam salah satu riwayat Al-Bazzar:

“Sesungguhnya setiap amalan kebaikan ada masa rajinnya dan adapula masa-masa surutnya. siapa yang ketika semangatnya dalam sunnahku maka ia mendapatkan petunjuk dan barang siapa masa surutku di luar sunnahku maka ia telah tumbang dan binasa." (HR.Al-Bazzar)

Artinya saat semangat dalam menjalankan ibadah surut, kita segera mengganti ibadah yang lain yang jauh lebih bermanfaat bukan ibadah yang sia-sia. Sebagai contoh kita membaca artikel islami atau membaca buku dalam pertemuan atau kajian, atau rihlah (piknik). semua itu sekedar memotivasi dan membangkitkan ghirah kita untuk lebih konsisten akan aktifitas beribadah kepada Allah -azza wa jalla-.

Sumber : http://www.majalah.nurhidayahsolo.com

kesantunan safanah binti hatim ath-tha'i

Sebuah pepatah arab mengatakan "Barang siapa yang menyerupai perangai baik ayahnya, dia tidak tersesat." sesungguhnya pepatah itu menggambarkan kemuliaan seorang muslimah di zaman Nabi Muhammad -sholallahu 'alaihi wasallam- yang bernama Safanah Binti Hatim. 

Pada suatu hari sang ayah berkata kepadanya, "Wahai Putriku, sesungguhnya dua orang mulia, apabila sama-sama memegangnya harta, akan cepat habis, karena itu biarlah harta itu saya pegang atau kamu yang memegangnya." safanah menjawab "Bagaimana kalau harta itu kita bagi secara adil dan kita tak melampui batas (dalam membelanjakannya)." sikap halus dan diplomatis Safanah-pun ada dikala meminta dibebaskannya tawanan kepada Rasulullah -sholallahu 'alaihi wasallam-. "Wahai Rasulullah, telah meninggal dunia seorang bapak (Hatim Ath-Tha'i dan telah kabur seorang utusan," Tutur Safanah lalu Rasulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bertanya : Siapakah utusan tersebut?". kemudian Safanah menjawab: "Adi bin Hatim". mendengar jawaban itu Nabi -sholallahu 'alaihi wasallam- berkata, "Bukankah dia yang kabur dari Allah dan Rasulnya?" 

Dialog antara Safanah dengan Rasulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- sebanyak 3 kali. sehingga safanah mengatakan kepada rasulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- "Berikanlah kepadaku apa yang telah Allah berikan kepadamu...." lalu Safanah mengkisahkan tentang kemuliaan dan sifat-sifat yang ada pada diri Rasulullah bahwa Rasulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- mencintai fakir-miskin, membebaskan tawanan, menyayangi yang kecil dan menghormati yang besar,aku tidak pernah menjumpai orang seramah dan semulia beliau, jika dia seorang Nabi mudah-mudahan kamu mendapatkan keutamaannya dan seandainya dia itu malaikat, beliau masih berada dalam kemulaannya, ucap Safanah.

rahasia surat al kahfi

Rahasia Surah Al-KahfiTiada seorang nabi pun diutus ke muka bumi pasti memperingatkan akan bahaya fitnah dajjal di akhir zaman. begitu juga rasulullah -sholallahu 'alaihi wasallam-, bahkan beliau berkata: "seandainya aku masih hidup di saat dajjal datang, maka aku pasti akan menolong kalian"(kurang lebih maknanya seperti itu). namun rasulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- karena betapa cintanya kepada umatnya, maka beliau meninggalkan satu pesan, agar membaca surat al kahfi setiap hari jum'at, agar terhindar dari fitnah dajjal.

Namun perlu dikaji bahwa :

1. apa isi kandungan surat al kahfi....??

2. apa hubungan surat al kahfi dengan dajjal....??

3. bagaimana cara menghindar dari fitnah dajjal....??


1. Isi kandungan surat al kahfi

a. kisah para pemuda kahfi, yang intinya menceritakan ttg fitnah agama. mereka disiksa karena istiqomah dalam agamanya, yaitu agama tauhid.

b. kisah pemilik dua kebun, yang intinya menceritakan ttg fitnah kekayaan.

c. kisah nabi musa as dengan khidir as, yang intinya menceritakan tentang fitnah ilmu. karena berilmu, nabi musa kurang tawadhu, sehingga diperintahkan oleh allah untuk belajar dari nabi khidir, yang akhirnya musa as tidak mampu untuk bersabar.

d. kisah dzulkarnain, yang intinya menceritakan ttg fitnah kekuasaan. yang dengan kekuasaan, orang bisa sewenang-wenang, tidak adil, dst.. namun dzulkarnain adalah gambaran yang sebaliknya, dia adalah pemimpin yang adil, dan menyandarkan semuanya kepada allah.

2. Apa hubungan surat al kahfi dengan dajjal...??

lebih tepatnya, apa hubungan empat kisah di atas dengan dajjal pendusta...??

ternyata dajjal pendusta akan membawa ke-4 fitnah tersebut.

a. fitnah agama, dia bisa menjadikan manusia kafir kepada allah swt, orang yang terpengaruh dengan ajakannya, akan menggadaikan agamanya.

b. fitnah kekayaan, dengan kekayaannya dia bisa mempengaruhi manusia, untuk ingkar kepada tuhannya.

c. fitnah ilmu, dengan ilmunya dia mampu menyesatkan manusia.

d. fitnah kekuasaan, dengan kekuasaannya dia memerintah dengan sewenang-wenang.

3. Bagaimana cara menghindar dari fitnah dajjal...??

a. persahabatan yang shaleh (al kahfi : 28)

b. tidak terikat dengan dunia (al kahfi : 45)

c. tawadhu (al kahfi : 69)

d. ikhlas (al kahfi : 95) ikhlas menyandarkan segala sesuatunya kepada allah

dan sangat tepat mengapa rasulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- menganjurkan kepada kita untuk membaca surat al kahfi setiap hari jum'at.

wallahu a'lam bish-shawaab

amalan sedikit tapi kontimu lebih besar

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين, والصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :
Amalan Sedikit Tapi Kontinu Lebih BaikKita sebagai orang Islam sudah semestinya selalu berkeinginan untuk memperbaiki diri, menambah kualitas diri, dan menjaga kestabilan iman kita. mengamalkan amalan sholeh yang benar-benar di contohkan oleh Syariah tanpa menambah dan menguranginya. dengan mencari ilmu dan mempraktekannya.

Semangat dan iman selalu naik turun. ketika kita sedang semangat dan iman kita sedang naik, maka kita sangat ingin melakukan amalan ibadah yang banyak. akan tetapi jika iman kita sedang turun, maka terasa malas untuk melakukan ibadah yang sangat banyak.

Para sahabat saja sempat mengeluh akan banyaknya ibadah dalam Islam. akan tetapi Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- selalu memberikan solusi terbaik bagi ummatnya. yaitu memilih amalan yang di sukai dan melaksanakannya secara kontinu. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :

أَحَبُّ الأَْعْمَال إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَل

Artinya : "Amalan yang paling di cintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu walaupun sedikit." (HR Bukhori dan Muslim)

Beliau juga memerintahkan untuk melaksanakan amalan yang kita mampu untuk melaksanakannya dan tidak memberatkan diri kita. beliau bersabda :

واكْلَفُوا من الْعَمَلِ ما تُطيقون ، فإنَّ الله لا يَمَلُّ حتَّي تَملُّوا ، وإنَّ أحَبَّ الأعمال إلى الله ما دَامَ وإن قلَّ

Artinya : "Laksanakan amalan semampu kalian, sesungguhnya Allah tidak bosan sampai kalian (sendiri) yang bisan. dan sesungguhnya amalan yang paling di cintai Allah adalah amalan yang kontinu (berkesinambungan) walaupun sedikit." (HR Abu Daud)

Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- juga menjelaskan kepada kita bahwa amal ibadah kita tidak akan bisa memasukkan kita ke dalam surga kecuali dengan rahmat-Nya. beliau bersabda :

سَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا، فَإِنَّهُ لاَ يُدْخِلُ أَحَدًا الْجَنَّةَ عَمَلُهُ قَالُوا: وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ: وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللهُ بِرَحْمَةٍ وَاعْلَمُوا أَنَّ أَحَبَّ العَمَلِ إِلَى الله أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ

Artinya : "Beramallah dengan benar dan sungguh-sungguh, ketahuilah bahwa sesungguhnya seorang dari kalian tidak akan masuk surga karena amalannya. mereka berkata : dan apakah engkau juga wahai Rosulullah? beliau menjawab : tidak juga aku, kecuali Allah memberikanku rahmat-Nya. dan ketahuilah bahwa amalan yang paling di cintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu (berkesinambungan) walaupun itu sedikit." (HR Muslim)

Bagi kita selaku seorang muslim, untuk memperhatikan arahan Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- di atas. dan kita beramal harus sesuai contoh dari beliau dan para sahabatnya. beramal sedikit akan tetapi bisa terus menerus (kontinu) itu lebih baik dari pada beramal banyak akan tetapi tidak bisa kontinu.

Read more: http://www.artikelislami.com/2011/02/amalan-sedikit-tapi-kontinu-lebih-baik.html#ixzz1jtpOttwX

Jika Anak Bertanya Tentang Tuhan


Jika Anak Bertanya Tentang TuhanUtamanya pada masa emas 0-5 tahun, anak-anak menjalani hidup mereka dengan sebuah potensi menakjubkan, yaitu rasa ingin tahu yang besar. Seiring dengan waktu, potensi ini terus berkembang (Mudah-mudahan potensi ini tidak berakhir ketika dewasa dan malah berubah menjadi pribadi-pribadi "tak mau tahu" alias ignoran). Nah, momen paling krusial yang akan dihadapi para orang tua adalah ketika anak bertanya tentang Tuhan. Berhati-hatilah dalam memberikan jawaban atas pertanyaan mahapenting ini. Salah sedikit saja, bisa berarti kita menanam benih kesyirikan dalam diri buah hati kita. Nauzubillahi min zalik.

Berikut ini saya ketengahkan beberapa pertanyaan yang biasa anak-anak tanyakan pada orang tuanya:

Tanya 1: "Bu, Tuhan itu apa sih?"

Jawablah:

"Nak, Tuhan itu Yang Menciptakan segala-galanya. Langit, bumi, laut, sungai, batu, kucing, cicak, katak, burung, semuanya, termasuk menciptakan nenek, kakek, ayah, ibu, juga kamu." (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

Tanya 2: "Bu, bentuk Tuhan itu seperti apa?"

Jangan jawab begini:

"Bentuk Tuhan itu seperti anu ..ini..atau itu...." karena jawaban seperti itu pasti salah dan menyesatkan.

Akan tetapi jawablah begini:

"Adek tahu kan, bentuk sungai, batu, kucing, kambing, semuanya. nah, bentuk Tuhan itu tidak sama dengan apa pun yang pernah kamu lihat. Sebut saja bentuk apa pun, bentuk Tuhan itu tidak sama dengan apa yang akan kamu sebutkan." (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya : "(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat." (QS Asy-Syuraa : 11)

Tanya 3: "Bu, kenapa kita gak bisa lihat Tuhan?
{Bagian ini ditambahkan setelah berdiskusi Miss VogueChica-saudari kita dari Negeri Jiran, Malaysia.}

Jangan jawab begini:

Karena Tuhan itu gaib, artinya barang atau sesuatu yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

Jawaban bahwa Tuhan itu gaib (semata), jelas bertentangan dengan ayat berikut ini.
Al-Hadid (57) ayat 3 :

هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Artinya : "Dialah Yang Awal dan Yang Akhir; Yang Zahir dan Yang Batin ; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."

Dikhawatirkan, imajinasi anak yang masih polos akan mempersamakan gaibnya Tuhan dengan hantu, jin, malaikat, bahkan peri dalam cerita dongeng. Bahwa dalam ilmu Tauhid dinyatakan bahwa Tuhan itu nyata senyata-nyatanya; lebih nyata daripada yang nyata, sudah tidak terbantahkan.

Apalagi jika kita menggunakan diksi (pilihan kata) "barang" dan "sesuatu" yang ditujukan pada Tuhan. Bukankah sudah jelas dalil Surat Asy-Syuraa di atas bahwa Allah itu "Allah itu bukan sesuatu;" "tidak sama dengan sesuatu;" melainkan Pencipta segala sesuatu.

Jawablah begini:

"Mengapa kita tidak nampak Allah?"
Bisa kita jawab dengan balik bertanya padanya (sambil melatih adik comel berpikir retoris )
"Adik bisakah melihat matahari yang terang itu langsung? Tidak 'kan..karena mata kita bisa jadi buta. Nah, melihat matahari aja kita tak sanggup. Jadi, bagaimana kita melihat Pencipta matahari itu. Iya 'kan?!"

Atau bisa juga beri jawaban:

Adek, lihat langit yang luas dan 'besar' itu 'kan? Yang kita lihat itu baru secuil dari bentuk langit yang sebenarnya. Adek gak bisa lihat ujung langit 'kan?! Nah, kita juga gak bisa melihat Allah karena Allah itu Pencipta langit yang besar dan luas tadi. Itulah maksud kata Allahu Akbar waktu kita shalat. Allah Mahabesar.

Silakan hadapkan bawah telapak tangan Adek ke arah wajah. Bisa terlihat garis-garis tangan Adek 'kan? Nah, kini dekatkan tangan sedekat-dekatnya ke mata Adek. Masih terlihat jelaskah jemari adek setelah itu?

Kesimpulannya, kita tidak bisa melihat Allah karena Allah itu Mahabesar dan teramat dekat dengan kita. Meskipun demikian, tetapkan Allah itu ADA. "Dekat tidak bersekutu, jauh tidak ber-antara."

Jangan jawab begini:

"Nak, Tuhan itu ada di atas. atau di surga."
Jawaban seperti ini menyesatkan logika anak karena di luar angkasa tidak ada arah mata angin atas-bawah-kiri-kanan-depan-belakang. Jika dikatakan di surga, berarti lebih besar surga daripada Tuhan. berarti prinsip Allahu Akbar itu bohong?

Juga jangan jawab begini:

"Nak, Tuhan itu ada di mana-mana."
Dikhawatirkan anak akan otomatis berpikiran Tuhan itu banyak dan terbagi-bagi, seperti para freemason atau politeis Yunani Kuno.

Jawablah begini:

"Nak, Tuhan itu dekat dengan kita. Tuhan itu selalu ada di hati setiap orang yang shaleh, termasuk di hati kamu, Sayang. Jadi, Tuhan selalu ada bersamamu di mana pun kamu berada."

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Artinya : "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS Al-Baqarah : 186)

Tanya 5: "Bu, kenapa kita harus nyembah Tuhan?"

Jangan jawab begini:

"Karena kalau kamu tidak menyembah Tuhan, kamu akan dimasukkan ke neraka. Kalau kamu menyembah Tuhan, kamu akan dimasukkan ke surga."

Jawaban seperti ini akan membentuk paradigma (pola pikir) pamrih dalam beribadah kepada Tuhan, bahkan menjadi benih syirik halus (khafi). Hal ini juga yang menyebabkan banyak orang menjadi ateis karena menurut akal mereka, "Masak sama Tuhan kayak dagang aja! Yang namanya Tuhan itu berarti butuh penyembahan! Tuhan kayak anak kecil aja, kalau diturutin maunya, surga; kalau gak diturutin, neraka!!"

وَهُوَ مَعَكُمۡ أَيۡنَ مَا كُنتُمۡ‌ۚ

Artinya : "Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada." (QS Al-Hadid : 4)

وَلِلّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّواْ فَثَمَّ وَجْهُ اللّهِ

Artinya : "Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah." (QS Al-Baqarah : 115)

"Tuhan sering lho bicara sama kita. misalnya, kalau kamu teringat untuk bantu Ibu dan Ayah, tidak berantem sama kakak, adek atau teman, tidak malas belajar, tidak susah disuruh makan. nah, itulah bisikan Tuhan untukmu, Sayang." (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

وَٱللَّهُ يَهۡدِى مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيمٍ

Artinya : "Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus." (QS Al-Baqarah : 213)

"Orang yang menyembah surga, ia mendambakan kenikmatannya, bukan mengharap Penciptanya. Orang yang menyembah neraka, ia takut kepada neraka, bukan takut kepada Penciptanya." (Syaikh Abdul Qadir al-Jailani)

Jawablah begini:

"Nak, kita menyembah Tuhan sebagai wujud bersyukur karena Tuhan telah memberikan banyak kebaikan dan kemudahan buat kita. Contohnya, Adek sekarang bisa bernapas menghirup udara bebas, gratis lagi. kalau mesti bayar, 'kan Ayah sama Ibu gak akan bisa bayar. Di sungai banyak ikan yang bisa kita pancing untuk makan, atau untuk dijadikan ikan hias di akuarium. Semua untuk kesenangan kita.

Kalau Adek gak nyembah Tuhan, Adek yang rugi, bukan Tuhan. Misalnya, kalau Adek gak nurut sama ibu-bapak guru di sekolah, Adek sendiri yang rugi, nilai Adek jadi jelek. Isi rapor jadi kebakaran semua. Ibu-bapak guru tetap saja guru, biar pun kamu dan teman-temanmu gak nurut sama ibu-bapak guru." (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

إِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِىٌّ عَنِ ٱلۡعَـٰلَمِينَ

Artinya : "Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya [tidak memerlukan sesuatu] dari semesta alam." (QS Al-Ankabut : 6)

Katakan juga pada anak:

"Adek mulai sekarang harus belajar cinta sama Tuhan, lebih daripada cinta sama Ayah-Ibu, ya?! (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

"Kenapa, Bu?"

"Karena suatu hari Ayah sama Ibu bisa meninggal dunia, sedangkan Tuhan tidak pernah mati. Nah, kalau suatu hari Ayah atau Ibu meninggal, kamu tidak boleh merasa kesepian karena Tuhan selalu ada untuk kamu. Nanti, Tuhan juga akan mendatangkan orang-orang baik yang sayang sama Adek seperti sayangnya Ayah sama Ibu. Misalnya, Paman, Bibi, atau para tetangga yang baik hati, juga teman-temanmu."

"Dan mulai sekarang rajin-rajin belajar Iqra supaya nanti bisa mengaji Quran. Mengaji Quran artinya kita berbicara sama Tuhan." (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

Pentingnya pendidikan dini sejak dalam kandungan

Sebelum ilmuwan Barat menemukan dan menyarankan para ibu hamil agar memperdengarkan musik klasik untuk meningkatkan IQ janin yang sedang dikandungnya, tradisi muslim sudah melakukan hal serupa. Para orang tua muslim yang sedang menunggu momongan lahir dianjurkan untuk lebih rajin mengaji atau memperdengarkan rekaman resitasi al-Quran.

Seorang arif billah berkata pada saya, sebenarnya adanya hukum tajwid dalam Quran, selain untuk tujuan akurasi pelafalan (tartil), juga merupakan alunan nada Yang Qadim. Dengarkan dengan saksama sambil tafakur tanpa berpikir apa-pun dan tanpa hati berbisik-bisik apa pun. Dengarkan dengan syir hati, kata beliau. Mencerdaskan akal dan hati sehingga tersingkirlah kegelapan syirik dalam diri. Allahua'lam.

Kesalahan orang tua muslim masa kini adalah lebih sibuk mencarikan les-les bahasa Inggris, matematika, atau piano. Mereka bangga anaknya sudah bisa bahasa Inggris atau nilai matematikanya bagus. Mereka tidak prihatin atau sedih kalau anak-anaknya belum mengenal huruf-huruf hijaiyyah. huruf-huruf yang mengantarkan anak-anak juga orang tuanya pada keridhaan dan kasih sayang Tuhan di dunia dan di akhirat.

Ya Allah, jika kini Engkau belum karuniai kami keturunan, maka karuniailah kami dan karuniai juga atas kami kemampuan untuk menjaga amanat-Mu ini sehingga keturunan kami menjadi insan-insan yang Engkau ridai. Amin.

Allahua'lam.

Sumber : http://muxlimo.blogspot.com/2011/06/jika-anak-bertanya-tentang-tuhan.html